Best Selling

. Berhubung Forum di Weddingku sudah di hapus oleh Admin weddingku dengan alasan: "Maaf, data diskusi sudah tidak ada lagi!" maka kita bisa berinteraksi di sini .

Wednesday, November 26, 2008

Kisah Nyata Varikokele - Hendy

aku dan suamiku (sebut saja namanya Hendy) menikah bulan juni 2003 setelah setahun berpacaran. Tahun pertama kita emang jaga dulu karena kita mau memapankan ekonomi dulu. Apalagi waktu itu adik iparku belum lulus kuliah.
Tahun kedua aku masih kosong,orangtuaku mulai ribut,apalagi adikku udah punya seorang anak perempuan yang cantik. Untung mertuaku cuek, karena cucunya juga sudah banyak. Lalu mulai bermunculan omongan sinis orang orang di sekitar kami,yang justru datang dari para kerabat kami,padahal harusnya mereka member dukungan atau masukan yang berguna kan. Malah waktu nenek suamiku meninggal, ada salah seorang pamannya yang dengan lancangnya bertanya ke mamaku,"Kok chestnut belum hamil juga?Mandul ya?"

Di tahun kedua itu kami emang belum periksa ke dokter secara konsisten karena kesibukan masing masing (kami berdua kerja dan juga ada bisnis sampingan). Kami hanya bulan madu ke Bali, Bandung dan sesekali ganti suasana dengan menginap di hotel ciputra tempat kami merit dulu).

Tahun ketiga, tahun 2005 merupakan tahun yang cukup sulit bagi kami. terus terang kami hampir berpisah karena ulah saudara saudaranya. Entah bagaimana, saudara saudara suamiku selalu saja tahu hampir semua aktivitas kami berdua,mungkin mereka punya mata mata saking nggak ada kerjaan. Mertuaku bilang, nggak usah diladenin karena mereka hanya sirik aja dengan suamiku. Tuhan memang menyelamatkan rumah tangga kami, dan salah satu saudara suamiku akhirnya keceplosan ngomong kalo dia emang pake black magic untuk mengacaukan hidup suamiku. Dia sirik dengan suamiku yang hidupnya sekarang jauh lebih mapan daripada dia. sejak itu pun, aku makin rajin berdoa dan mendekatkan diri pada Tuhan. Aku tidak pernah menolak kalo dimintai tolong untuk pelayanan di gereja, dan puji Tuhan suamiku juga mulai aktif di gereja. Bahkan rumah kami sudah pernah beberapa kali dipakai untuk kegiatan doa bersama. Omongan sinis tetap ada, namun hati kami berdua mulai dikuatkan oleh Tuhan. Jadi aku cuek aja, walaupun semua sepupuku dan temanku yang merit belakangan udah punya momongan bahkan ada yang sudah punya 2 atau 3 buntut. Kami berbulan madu lagi, kali ini ke singapore.

Tahun keempat alias 2006, omongan sinis saudara saudaranya makin kencang karena aku belum hamil juga walaupun udah bolak-balik berbulan madu. Ada yang bolak-balik bilang,"udahlah, kalo emang kalian ditakdirkan nggak bisa punya anak, nggak usah terlalu ngoyo. terima aja apa adanya." Ada juga yang bilang ,"Kalo emang bini lu nggak kasih lu anak,ya udah adopsi aja." Ngomongnya pas di depanku lho,dan yang ngomong itu salah satu tantenya suamiku yang aktif di gereja tapi nggak pernah bisa jaga mulutnya.
Lain lagi dengan saudara saudaraku. Mereka seringnya bilang, aku pasti sengaja nggak mau punya anak. Tapi aku & suami udah males meladeni mereka, jadi kami fokus aja ke karier dan cari duit se-banyak banyaknya, karena papa mertuaku ternyata mengidap penyakit jantung dan harus berobat secara konsisten. Aku mulai periksa ke dr.Suharjanti di siloam kebun jeruk yang memang terdekat rumah. Orangnya sangat ramah & informatif. Aku pun di-USG dan beliau menjelaskan,tuba kiriku mampet tapi masih bisa hamil secara alami.

Tahun 2007,suamiku pun periksa ke dr.Hermawan dan beliau menyarankan suamiku untuk dioperasi karena dicurigai mengalami pelebaran pembuluh darah yang tidak wajar di testis kirinya.bahasa medisnya Varicocele. Namun karena masih terbentur masalah biaya, suamiku belum berobat secara konsisten. Kami juga masih harus memikirkan papa mertua yang sakit jantung dan juga adik suamiku yang hendak menikah tahun itu dan butuh biaya yang tidak sedikit. Karena pesta pernikahannya hendak dirayakan secara besar besaran oleh mertuanya, berhubung suami adik iparku itu adalah anak laki satu2nya.
Akhir tahun 2007 papa mertuaku meninggal mendadak. Suamiku sangat terpukul dan jadi agak down. Stress tersebut pasti mempengaruhi kualitas spermanya juga. Tapi hidup harus berjalan terus.

Akhirnya tahun 2008, setelah minta opini beberapa dokter dan semua menganjurkan suamiku untuk dioperasi jika mau pabrikan spermanya membaik, dia pun diopname di RS Atmajaya pluit pada pertengahan januari. Aku ikut menginap di sana, karena jauh dari rumah kami di puri indah. Sebelum suamiku dioperasi, aku terus berdoa di taman doa yang ada di tengah tengah RS itu. Puji Tuhan operasi yang berlangsung 2 jam itu lancer lancar saja dan suamiku sudah boleh pulang besoknya.
Tidak usah dibilang ya betapa sinisnya omongan saudara saudaranya begitu mereka tahu dia habis dioperasi yang berkaitan dengan kesuburannya.Suamiku sempat down waktu itu dan bilang ke dirinya sendiri,"Mungkin aku emang nggak bisa punya anak ya?"
Tapi aku selalu menyemangati dia dan terus berdoa secara konsisten. Aku sendiri juga menjalani treatment spt HSG dan kontrol rutin ke dr.Suharjanti. Akhirnya setelah 9 bulan berobat secara konsisten ke dr.Hermawan atau tepatnya pada pertengahan september lalu, kami coba insem berhubung sperma suamiku udah banyak kemajuan dan lebih dari cukup. Sekarang aku udah hamil 2 bln, tolong doakan ya supaya semua ntar lancar2 aja, walaupun kondisiku kadang naik turun spt ibu2 hamil lainnya.

Buat yang belum berhasil, keep trying & keep praying. Bagi Tuhan tidak ada yang mustahil. Tuhan memberkati kita semua. Amien.
---------------------------

No comments:

Post a Comment

Adsense Indonesia